JOGJA- Hobi menyelam atau diving dipandang sebagai olahraga air yang mahal. Sepintas benar, karena untuk membeli alat diperlukan dana yang tidak sedikit. Untuk menikmatinya, hanya bisa dilakukan orang-orang yang berduit atau kalangan menengah atas.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Setidaknya, dua tahun terakhir kegiatan menyelam tidak lagi didominasi masyarakat elit. Bahkan, olahraga air ini menjadi gaya hidup dari semula hobi. Penikmatnya, bisa dari semua kalangan masyarakat.
Selama ini, diving juga identik dilakukan pecinta alam yang melakukan kegiatan di bawah laut untuk meneliti. Sebagian lagi ingin melihat keindahan biota bawah laut. Pantai-pantai di Indonesia banyak yang memiliki keindahan biota bawah laut dan menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Seseorang yang ingin menjadi penyelam tidak harus memiliki kemampuan layaknya atlet selam. Mereka cukup mengetahui trik berenang yang tepat. Bagi pemula, ilmu dasar itu sudah bisa menjadi modal untuk menyelam.
“Menekuni hobi diving dalam tiga tahun terakhir,” kata Amin Maulin, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) kepada Radar Jogja, kemarin (2/1).
Penggemar olahraga diving ini mengungkapkan, awalnya dia bukan seorang perenang yang handal. Apalagi harus menyelam di bawah laut. Namun, dia belajar dan berlatih menyelam. Akhirnya, dari coba-coba tersebut, dia memilih olahraga air tersebut sebagai olahraga favoritnya.
“Meski harus merogoh budget yang tidak sedikit,” kata Maulin.
Menurut Maulin, menyelam merupakan hobi yang bermanfaat mengurangi ketakutan atau phobia pada laut. Dengan menekuni olahraga selam ini, secara perlahan ketakutan yang dia rasakan berkurang. Saat ini, yang dirasakan Maulin adalah laut menjadi lokasi favoritnya.
Hal lain yang terpatahkan saat ini adalah kegiatan menyelam identik dengan hobi bagi laki-laki. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah penyelam wanita hampir sama jumlahnya dengan penyelam pria. Ini menunjukkan wanita memiliki kesempatan yang sama dalam menekuni hobi menyelam dan menjadikan sebagai bagian gaya hidup.
“Ketakutan wanita penghobi diving adalah kulit yang berubah jadi hitam karena matahari,” katanya.
Selain itu, rambut juga mudah rusak karena berada dalam laut yang memiliki kadar air garam cukup tinggi. Semua itu sebenarnya bisa diatasi. Caranya, dengan memilih produk perawatan kulit dan rambut yang bisa digunakan sebelum menyelam.
“Tidak perlu khawatir,” kata, Maulin yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Selam UAJY ini.
Olahraga menyelam dikelompokkan dalam tiga bagian. Yakni snorkeling, free diving, dan scuba diving. Snorkeling adalah kegiatan menyelam dengan masker, kacamata selam dan alat untuk jalan masuk udara. Tidak ketinggalan, kaki katak yang digunakan melakukan aktivitas renang yang dilakukan di atas permukaan air.
Berikutnya, free diving merupakan kegiatan menyelam sambil menahan nafas selama beberapa waktu di bawah permukaan air laut. Terakhir, scuba diving adalah menyelam dengan menggunakan alat bantu bernafas yang disebut Self Contained Underwater Breathing Apparatus (SCUBA). Menyelam dengan alat ini biasanya untuk kegiatan penelitian bawah laut dan pemotretan.
“Sebagai bentuk refreshing, menyelam bisa dijadikan kegiatan olahraga air yang menarik dan menjaga kebugaran tubuh,” katanya.
Maulin menyarankan, seseorang yang ingin menyelam tidak perlu takut kulitnya berubah. Bagaimanapun, menyelam membuat seseorang memiliki pengalaman baru menjelajahi dunia bawah laut.
blog cyber media
Senin, 07 Januari 2013
Jualan di Jejaring Sosial Berbasis Gambar
Sejak zaman prasejarah, manusia telah memakai gambar untuk
mengkomunikasikan pesan dan merekam berbagai peristiwa. Goa-goa kuno
didekorasi dengan penggambaran tentang aktivitas berburu, seperti
lukisan tangan dan binatang di Maros, Sulawesi Selatan, dan Gua
Sangkulirang di Kalimantan.
Faktanya, lebih dari 40 ribu tahun setelah lukisan gua tertua diciptakan, alih-alih ditinggalkan, gambar dan kemampuannya untuk menyampaikan pesan yang kompleks, sebenarnya justru sedang bangkit sebagai metode dasar komunikasi dalam dunia, meski masih multibahasa.
Tak mengejutkan bahwa gambar sekali lagi digunakan sebagai alat berkomunikasi, dan secara signifikan, membangun komunitas di dunia yang semakin tergantung pada jaringan sosial.
Tak seperti bahasa tulisan, jejaring sosial atau gambar, tak terbatas pada batas-batas geografis. Ini berarti bahwa komunitas bisa berkomunikasi lintas batas, membentuk relasi, dan melakukan kontak yang berdasarkan kesukaan dan minat yang dishare, yang sebelumnya tidak mungkin bila hanya mengandalkan bahasa.
Kemampuan sharing ide, mengatur susunan gambar, lantas merekomendasikannya pada skala yang jauh lebih besar daripada sebelumnya, telah menghasilkan peluang bisnis yang menarik.
Industri periklanan dan pemasaran, yang tahu betul dampak positif sebuah gambar pada saluran tradisional, sekarang sedang mengeksploitasi popularitas aktivitas share gambar melalui jejaring sosial. Berkomunikasi melalui gambar juga melahirkan peluang bagi industri ritel, khususnya e-commerce, untuk menembus pasar yang baru.
Fenomena Pinterest
Jejaring sosial berbasis gambar memungkinkan pengguna mendapatkan pendekatan industri ritel yang lebih kolaboratif -- belanja di jejaring sosial, membandingkan trend dan ide, serta menanyakan pendapat -- dan ini adalah komunitas di mana perempuan adalah pengadopsi awalnya.
Konsumen memakai 'Like' di Pinterest untuk bernavigasi, mengatur, dan memandu pengguna memilih di antara pilihan produk-produk online yang jumlahnya terus bertambah.
Faktanya, tak seperti pengadopsian teknologi tradisional, jejaring sosial berbasis gambar cenderung didominasi oleh pengadopsi awal perempuan -- 97 persen fan Facebook-nya Pinterest global adalah perempuan.
Di Indonesia, berdasarkan data Ipsos bulan Maret 2012, saat ini 83 persen pengguna internet mengakses jejaring sosial, dan minat pada Pinterest meningkat secara khusus dalam dua tahun terakhir. Saat ini, total orang Indonesia yang menggunakan Pinterest mencapai 0,7 persen dari total 22,3 juta pengguna Pinterest global.
Indonesia dinilai sebagai pasar yang menjanjikan bagi Pinterest, yang telah disuntikkan modal USD 100 juta oleh Rakuten pada pertengahan tahun ini. Indonesia dipandang sebagai negara sosial media dan dengan gambar, Pinterest dapat membawa informasi secara lebih cepat dan lebih efisien ketimbang pesan teks.
Sangat signifikan bagi peritel dan pemilik toko online, bahwa audiens Pinterest mencurahkan perhatian yang sama besarnya antara berbelanja dan melihat gambar: sebanyak 80% dari 15 kategori teratas di situs itu terkait dengan e-commerce, dan bila dibandingkan dengan jejaring sosial lainnya, Pinner – sebagaimana pengguna Pinterest akrab disebut – cenderung lebih royal membelanjakan duitnya.
Nilai pesanan barang rata-rata di Pinterest sejauh ini adalah yang tertinggi dibandingkan semua trafik belanja berbasis jejaring sosial lainnya.
Berdasarkan data yang direkam antara Januari dan Agustus tahun ini di Amerika Serikat, pengguna Pinterest rata-rata membelanjakan USD 179,36 per pesanan, yang nilainya 160% lebih besar dibandingkan Twitter (USD 68,78), dan hampir dua kali pengguna Facebook (USD 80,22).
Sebagai tambahan, Bizrate mencatat bahwa 32% pebelanja online berbelanja berdasarkan apa yang mereka lihat di Pinterest atau situs berbagi gambar lainnya.
Semua ini semakin membuktikan bahwa jejaring sosial berbagi gambar menawarkan bagi industri ritel peluang sempurna untuk berhubungan langsung dengan audiens, yang terbukti bernilai tinggi.
Pentingnya Pencarian
Sebelumnya, peritel kecil atau yang baru harus berjuang keras untuk mendapatkan perhatian konsumen, dibandingkan merek besar atau yang sudah terkenal.
Di sisi lain, meskipun fakta bahwa rata-rata konsumen yang terkoneksi ke dunia maya bisa mengakses seluruh dunia ritel online, mereka masih akan menemukan diri mereka berbelanja di SOGO, Golden Truly, Matahari, dan sebagainya.
Tapi penemuan jejaring sosial telah membuka lahirnya peluang bagi brand yang kurang terkenal untuk ikut disoroti oleh khalayak online. Meski search engine bisa memberikan cara tercepat dan termudah bagi pebelanja untuk membeli produk yang sudah diincar, situs seperti Rakuten.co.id justru memberikan pengalaman 'belanja mencari' seperti di pasar, department store atau bazaar.
Zaman baru e-commerce ini adalah tentang berbelanja yang amat menghibur dan ini menggambarkan peluang signifikan bagi peritel online.
Maksimalisasi Peluang
Ada peluang dengan pertumbuhan pebelanja dan nilai transaksi e-commerce di Indonesia, di mana menurut studi dari Sekolah Ekonomi Harvard, rata-rata pebelanja online Indonesia menghabiskan USD 256 per tahun.
Studi yang sama juga mendapati bahwa populasi pebelanja online mencapai 5%- % dari total 55 juta pengguna internet Indonesia, atau setara dengan 2,8 juta sampai 4,4 juta pengguna.
Memaksimalkan peluang adalah soal mendapatkan gaya komunikasi yang benar: Pinterest dan jejaring sosial yang serupa tidak memiliki platform yang spesifik bagi brand, yang artinya gaya profilnya lebih personal dan kurang menyerupai bisnis.
Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa diikuti jika ingin sukses:
-. Format Board menyokong pengaturan gambar dan pengguna harus memiliki sensasi desain estetika, jadi kuncinya adalah kreativitas.
Pengguna akan mem-follow Board yang tak hanya berbagi interest, tapi juga bagaimana penampilannya -- gambar yang dipotret dengan baik dan menarik akan menarik mata serta follower. Merchant harus memastikan mereka memaksimalisasi peluang estetika itu untuk mendorong datangnya audiens yang banyak.
-. Dibandingkan dengan jejaring lain, pengguna Pinterest kelihatannya lebih memilih untuk menambah informasi tentang gambar.
Riset terkini menunjukkan bahwa gambar produk dengan label harga menerima lebih banyak 'Likes' daripada yang tidak – 1,1 'Likes' per gambar tanpa tag harga dibandingkan dengan 1,5 'Likes' atau terjadi peningkatan 36 persen kalau disertai tag harga.
Ini medium yang sempurna bagi peritel kecil yang mencari etalase depan yang baru atau menambahkan yang ada, sehingga peritel tak perlu malu memasukkan detil seperti itu.
-. Sebagai tambahan, peritel harus memastikan bahwa mereka 'mejeng' di kategori yang tepat. Kelompok kategori yang populer seperti perhiasan, aksesoris, dan barang-barang mewah, juga bunga, hadiah, dan kartu ucapan selamat.
Tapi sebetulnya pilihannya tak terbatas. Yang penting adalah memastikan bahwa Board mereka terlihat di kategori yang tepat, bahkan kalau memungkinkan berada di kategori yang populer. Ini akan memastikan produk dilihat oleh audiens yang tepat pula.
-. Hal terakhir, tapi tak kurang pentingnya, peritel mesti memelihara perspektif yang sehat. Soalnya, jejaring berbasis gambar ini amat dipercaya dan dijalankan oleh konsumen, utamanya karena mereka tidak dikendalikan atau didominasi oleh brand tertentu.
Merchant harus tetap sensitif pada elemen komunitas dan lebih melibatkan diri secara signifikan ketimbang sekadar mem-pin beberapa gambar.
Mem-pin ulang gambar orang lain, sebagaimana juga memberi Like, atau berinteraksi dengan gambar dan Board yang lain, akan memberikan konteks pada Board milik merchant itu dan melibatkannya dalam komunitas yang lebih luas, dan pada akhirnya meningkatkan popularitasnya.
Ritel dengan Gambar Sempurna
Tahun-tahun belakangan ini e-commerce secara global telah didominasi sebuah model bisnis yang tak seluruhnya men-support merchant dan peritel. Kebanyakan platform atau jejaring commerce saat ini berusaha jadi yang terdepan soal relasi konsumen dan yang lain melangkah lebih jauh dengan melakukan penawaran yang bertentangan dengan merchant rekanannya sendiri.
Ini membuang peluang bagi pemain kecil dan menghasilkan lingkungan belanja online yang lebih impersonal dan tak berwajah, ketimbang toko tradisional. Sebuah pengalaman yang tak menguntungkan konsumen dan merchant.
Popularitas jejaring sosial berbasis gambar diciptakan untuk mengubah itu semua, dengan memungkinkan pencarian, komunikasi, dan koneksi, memberikan konsumen cara lain untuk mendapatkan barang-barang yang ingin mereka beli dan peluang bagi merchant untuk membangun relasi yang nyata dan berarti dengan konsumennya tanpa adanya dominasi pemain besar.
Dengan bekerja lebih dekat bersama rekanan yang sama-sama memiliki visi menghibur seperti itu, serta memakai model pencarian sebagai langkah awal sebelum memutuskan untuk membeli, peritel online bisa membuat koneksi yang lebih baik dengan konsumen berdasarkan produk yang lebih spesifik.
Sehingga pada akhirnya melahirkan hubungan yang kuat, dimana tiap individu menjadi kurator menurut keinginannya sendiri. Lalu si individu akan mempengaruhi jejaringnya sendiri yang akhirnya akan menguntungkan merchant.
Kesimpulan
Pada suatu lingkungan yang mana banyak konsumen merasa terlalu didekati secara berlebihan oleh brand, bangkitnya gambar sebagai alat berkomunikasi telah menyediakan brand cara lain yang lebih interaktif untuk berkomunikasi dengan konsumen.
Nilai potensialnya adalah bahwa gambar yang teratur dengan baik bisa mendorong bisnis, baik dari segi makin dikenalnya brand atau sudut pandang komersial lainnya.
Maka benarlah kata-kata Napoleon Bonaparte, sebuah gambar lebih bernilai dari ribuan kata.
Faktanya, lebih dari 40 ribu tahun setelah lukisan gua tertua diciptakan, alih-alih ditinggalkan, gambar dan kemampuannya untuk menyampaikan pesan yang kompleks, sebenarnya justru sedang bangkit sebagai metode dasar komunikasi dalam dunia, meski masih multibahasa.
Tak mengejutkan bahwa gambar sekali lagi digunakan sebagai alat berkomunikasi, dan secara signifikan, membangun komunitas di dunia yang semakin tergantung pada jaringan sosial.
Tak seperti bahasa tulisan, jejaring sosial atau gambar, tak terbatas pada batas-batas geografis. Ini berarti bahwa komunitas bisa berkomunikasi lintas batas, membentuk relasi, dan melakukan kontak yang berdasarkan kesukaan dan minat yang dishare, yang sebelumnya tidak mungkin bila hanya mengandalkan bahasa.
Kemampuan sharing ide, mengatur susunan gambar, lantas merekomendasikannya pada skala yang jauh lebih besar daripada sebelumnya, telah menghasilkan peluang bisnis yang menarik.
Industri periklanan dan pemasaran, yang tahu betul dampak positif sebuah gambar pada saluran tradisional, sekarang sedang mengeksploitasi popularitas aktivitas share gambar melalui jejaring sosial. Berkomunikasi melalui gambar juga melahirkan peluang bagi industri ritel, khususnya e-commerce, untuk menembus pasar yang baru.
Fenomena Pinterest
Jejaring sosial berbasis gambar memungkinkan pengguna mendapatkan pendekatan industri ritel yang lebih kolaboratif -- belanja di jejaring sosial, membandingkan trend dan ide, serta menanyakan pendapat -- dan ini adalah komunitas di mana perempuan adalah pengadopsi awalnya.
Konsumen memakai 'Like' di Pinterest untuk bernavigasi, mengatur, dan memandu pengguna memilih di antara pilihan produk-produk online yang jumlahnya terus bertambah.
Faktanya, tak seperti pengadopsian teknologi tradisional, jejaring sosial berbasis gambar cenderung didominasi oleh pengadopsi awal perempuan -- 97 persen fan Facebook-nya Pinterest global adalah perempuan.
Di Indonesia, berdasarkan data Ipsos bulan Maret 2012, saat ini 83 persen pengguna internet mengakses jejaring sosial, dan minat pada Pinterest meningkat secara khusus dalam dua tahun terakhir. Saat ini, total orang Indonesia yang menggunakan Pinterest mencapai 0,7 persen dari total 22,3 juta pengguna Pinterest global.
Indonesia dinilai sebagai pasar yang menjanjikan bagi Pinterest, yang telah disuntikkan modal USD 100 juta oleh Rakuten pada pertengahan tahun ini. Indonesia dipandang sebagai negara sosial media dan dengan gambar, Pinterest dapat membawa informasi secara lebih cepat dan lebih efisien ketimbang pesan teks.
Sangat signifikan bagi peritel dan pemilik toko online, bahwa audiens Pinterest mencurahkan perhatian yang sama besarnya antara berbelanja dan melihat gambar: sebanyak 80% dari 15 kategori teratas di situs itu terkait dengan e-commerce, dan bila dibandingkan dengan jejaring sosial lainnya, Pinner – sebagaimana pengguna Pinterest akrab disebut – cenderung lebih royal membelanjakan duitnya.
Nilai pesanan barang rata-rata di Pinterest sejauh ini adalah yang tertinggi dibandingkan semua trafik belanja berbasis jejaring sosial lainnya.
Berdasarkan data yang direkam antara Januari dan Agustus tahun ini di Amerika Serikat, pengguna Pinterest rata-rata membelanjakan USD 179,36 per pesanan, yang nilainya 160% lebih besar dibandingkan Twitter (USD 68,78), dan hampir dua kali pengguna Facebook (USD 80,22).
Sebagai tambahan, Bizrate mencatat bahwa 32% pebelanja online berbelanja berdasarkan apa yang mereka lihat di Pinterest atau situs berbagi gambar lainnya.
Semua ini semakin membuktikan bahwa jejaring sosial berbagi gambar menawarkan bagi industri ritel peluang sempurna untuk berhubungan langsung dengan audiens, yang terbukti bernilai tinggi.
Pentingnya Pencarian
Sebelumnya, peritel kecil atau yang baru harus berjuang keras untuk mendapatkan perhatian konsumen, dibandingkan merek besar atau yang sudah terkenal.
Di sisi lain, meskipun fakta bahwa rata-rata konsumen yang terkoneksi ke dunia maya bisa mengakses seluruh dunia ritel online, mereka masih akan menemukan diri mereka berbelanja di SOGO, Golden Truly, Matahari, dan sebagainya.
Tapi penemuan jejaring sosial telah membuka lahirnya peluang bagi brand yang kurang terkenal untuk ikut disoroti oleh khalayak online. Meski search engine bisa memberikan cara tercepat dan termudah bagi pebelanja untuk membeli produk yang sudah diincar, situs seperti Rakuten.co.id justru memberikan pengalaman 'belanja mencari' seperti di pasar, department store atau bazaar.
Zaman baru e-commerce ini adalah tentang berbelanja yang amat menghibur dan ini menggambarkan peluang signifikan bagi peritel online.
Maksimalisasi Peluang
Ada peluang dengan pertumbuhan pebelanja dan nilai transaksi e-commerce di Indonesia, di mana menurut studi dari Sekolah Ekonomi Harvard, rata-rata pebelanja online Indonesia menghabiskan USD 256 per tahun.
Studi yang sama juga mendapati bahwa populasi pebelanja online mencapai 5%- % dari total 55 juta pengguna internet Indonesia, atau setara dengan 2,8 juta sampai 4,4 juta pengguna.
Memaksimalkan peluang adalah soal mendapatkan gaya komunikasi yang benar: Pinterest dan jejaring sosial yang serupa tidak memiliki platform yang spesifik bagi brand, yang artinya gaya profilnya lebih personal dan kurang menyerupai bisnis.
Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa diikuti jika ingin sukses:
-. Format Board menyokong pengaturan gambar dan pengguna harus memiliki sensasi desain estetika, jadi kuncinya adalah kreativitas.
Pengguna akan mem-follow Board yang tak hanya berbagi interest, tapi juga bagaimana penampilannya -- gambar yang dipotret dengan baik dan menarik akan menarik mata serta follower. Merchant harus memastikan mereka memaksimalisasi peluang estetika itu untuk mendorong datangnya audiens yang banyak.
-. Dibandingkan dengan jejaring lain, pengguna Pinterest kelihatannya lebih memilih untuk menambah informasi tentang gambar.
Riset terkini menunjukkan bahwa gambar produk dengan label harga menerima lebih banyak 'Likes' daripada yang tidak – 1,1 'Likes' per gambar tanpa tag harga dibandingkan dengan 1,5 'Likes' atau terjadi peningkatan 36 persen kalau disertai tag harga.
Ini medium yang sempurna bagi peritel kecil yang mencari etalase depan yang baru atau menambahkan yang ada, sehingga peritel tak perlu malu memasukkan detil seperti itu.
-. Sebagai tambahan, peritel harus memastikan bahwa mereka 'mejeng' di kategori yang tepat. Kelompok kategori yang populer seperti perhiasan, aksesoris, dan barang-barang mewah, juga bunga, hadiah, dan kartu ucapan selamat.
Tapi sebetulnya pilihannya tak terbatas. Yang penting adalah memastikan bahwa Board mereka terlihat di kategori yang tepat, bahkan kalau memungkinkan berada di kategori yang populer. Ini akan memastikan produk dilihat oleh audiens yang tepat pula.
-. Hal terakhir, tapi tak kurang pentingnya, peritel mesti memelihara perspektif yang sehat. Soalnya, jejaring berbasis gambar ini amat dipercaya dan dijalankan oleh konsumen, utamanya karena mereka tidak dikendalikan atau didominasi oleh brand tertentu.
Merchant harus tetap sensitif pada elemen komunitas dan lebih melibatkan diri secara signifikan ketimbang sekadar mem-pin beberapa gambar.
Mem-pin ulang gambar orang lain, sebagaimana juga memberi Like, atau berinteraksi dengan gambar dan Board yang lain, akan memberikan konteks pada Board milik merchant itu dan melibatkannya dalam komunitas yang lebih luas, dan pada akhirnya meningkatkan popularitasnya.
Ritel dengan Gambar Sempurna
Tahun-tahun belakangan ini e-commerce secara global telah didominasi sebuah model bisnis yang tak seluruhnya men-support merchant dan peritel. Kebanyakan platform atau jejaring commerce saat ini berusaha jadi yang terdepan soal relasi konsumen dan yang lain melangkah lebih jauh dengan melakukan penawaran yang bertentangan dengan merchant rekanannya sendiri.
Ini membuang peluang bagi pemain kecil dan menghasilkan lingkungan belanja online yang lebih impersonal dan tak berwajah, ketimbang toko tradisional. Sebuah pengalaman yang tak menguntungkan konsumen dan merchant.
Popularitas jejaring sosial berbasis gambar diciptakan untuk mengubah itu semua, dengan memungkinkan pencarian, komunikasi, dan koneksi, memberikan konsumen cara lain untuk mendapatkan barang-barang yang ingin mereka beli dan peluang bagi merchant untuk membangun relasi yang nyata dan berarti dengan konsumennya tanpa adanya dominasi pemain besar.
Dengan bekerja lebih dekat bersama rekanan yang sama-sama memiliki visi menghibur seperti itu, serta memakai model pencarian sebagai langkah awal sebelum memutuskan untuk membeli, peritel online bisa membuat koneksi yang lebih baik dengan konsumen berdasarkan produk yang lebih spesifik.
Sehingga pada akhirnya melahirkan hubungan yang kuat, dimana tiap individu menjadi kurator menurut keinginannya sendiri. Lalu si individu akan mempengaruhi jejaringnya sendiri yang akhirnya akan menguntungkan merchant.
Kesimpulan
Pada suatu lingkungan yang mana banyak konsumen merasa terlalu didekati secara berlebihan oleh brand, bangkitnya gambar sebagai alat berkomunikasi telah menyediakan brand cara lain yang lebih interaktif untuk berkomunikasi dengan konsumen.
Nilai potensialnya adalah bahwa gambar yang teratur dengan baik bisa mendorong bisnis, baik dari segi makin dikenalnya brand atau sudut pandang komersial lainnya.
Maka benarlah kata-kata Napoleon Bonaparte, sebuah gambar lebih bernilai dari ribuan kata.
Pasar Campur Keraton di Kanoman, Cirebon.
Cirebon memiliki 4 keraton, salah satunya adalah Keraton Kanoman di Jl Kanoman, Cirebon. Ini adalah kawasan kota tua Cirebon dengan aneka bangunan antik dan cagar budaya mulai dari kelenteng tua sampai bangunan kolonial Belanda.
detikTravel mampir ke tempat ini minggu lalu. Tidak sulit mencarinya. Semua orang Cirebon pasti bisa menunjukan jalan menuju ke Pasar Kanoman. Pagi hari itu, suasana hiruk pikuk pasar menyambut saya.
Nikmatilah suasananya, karena tidak semua hal yang ada di pasar ini bisa dijumpai di pasar lain. Pasar Kanoman memiliki fasad bergaya kolonial, namun sebenarnya ini hasil renovasi. Silakan masuk ke dalam sambil selap-selip di antara becak yang lalu lalang.
Anda bisa melihat aneka barang dagangan khas di Cirebon. Misalnya saja penjual produk laut. Anda akan mudah menemukan blakutak, cumi bulat gemuk yang di Cirebon selalu dimasak dengan tintanya. Blakutak lezat bisa Anda nikmati di berbagai warung Nasi Jamblang khas Cirebon.
Masih soal seafood, banyak juga penjual ikan pari asap. Ya, ikan yang biasa menjadi sahabat para diver ini, versi kecilnya bisa Anda temukan dalam bentuk potongan daging asap di Pasar Kanoman. Biasanya orang Cirebon memasaknya dengan tumis cabai hijau.
Anda juga bisa melihat aktivitas penjual cabai merah iris yang mengiris sampai puluhan kilogram cabai. Orang Cirebon suka dengan cabai dengan rona merah menyala, walaupun tidak terlalu pedas, karena biji cabainya sudah dibuang.
Puas berkeliling Pasar Kanoman, jangan pulang dulu. Terus mengikuti jalan utama yang membelah dua gedung Pasar Kanoman. Jalan itu akan membawa wisatawan ke sebuah tempat lapang di belakang pasar, dengan bangunan antik dan cantik, itulah Keraton Kanoman.
Keraton yang dibangun tahun 1588 itu masih berdiri dengan anggun saat mentari pagi dengan hangat menyinarinya. Yang paling keren dari semua bangunan keraton di Cirebon adalah dinding keratonnya yang berhias keramik asli dari zaman Dinasti Ming.
Kalau Anda penyuka fotografi, wajib membuat foto macro dari detil keramik Cina ini. Bayangkan, satu keramik ini nilainya puluhan juta rupiah! Arsitektur Keraton Kanoman adalah bentuk akulturasi Jawa, Islam dan China, luar biasa bukan?
Masih di sekitar keraton, ada juga Masjid Agung Kanoman dengan arsitektur yang dipengaruhi kolonial Belanda. Ini terlihat dari pintu-pintu yang besar, tiang-tiang putih besar bergaya Romawi. Wah, di kawasan ini, mata wisatawan sungguh dimanja dengan aneka bangunan yang mempesona.
Nah, sebelum melangkahkah kaki untuk meninggalkan tempat ini, wisatawan akan kembali melewati Pasar Kanoman. Inilah saatnya membeli oleh-oleh. Datangi lapak pedagang kerupuk melarat, rengginang udang, kerupuk kulit, gapit dan aneka camilan khas Cirebon sebagai buah tangan.
Kanoman adalah tempat yang tepat untuk melewatkan pagi yang berkesan di Cirebon. Selepas itu, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan berkeliling Kota Udang.
Wali Kota Lhokseumawe: Larangan Ngangkang Tetap Diterapkan
"Sah-sah saja pro kontra, ini demokrasi. Tapi seruan itu tetap akan diberlakukan," kata Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, saat menempelkan surat edaran di beberapa titik di Kota Lhokseumawe, Senin (7/1/2013).
Suaidi menyatakan, tujuan seruan itu jelas. Yakni agar syariat Islam ditegakkan dan mengurangi maksiat serta demi melestarikan marwah kebudayaan Aceh.
"Kalau ada yang tidak setuju, silakan saja. Tidak masalah. Kami tetap komitmen atas seruan ini," jelasnya.
Suaidi mengaku tidak mencari sensasi. Seruan itu didukung ulama dan tokoh masyarakat, sehingga tidak alasan untuk tidak memberlakukannya.
Hari ini, surat edaran larangan perempuan mengangkang saat dibonceng di sepeda motor, mulai disosialisasikan. Selama tiga bulan, Pemkot Lhokseumawe akan melihat hasilnya, kemudian melakukan evaluasi. Atas dasar evaluasi itulah, peraturan wali kota akan diterbitkan.
Kapan ya Punya Pemimpin Kreatif?
Mendambakan pemerintahan yang energik, kreatif & Strategik
Memasuki tahun 2013, tentunya semua orang mendambakan segala sesuatunya
menjadi lebih baik. Jika saja setiap tahun dambaan itu diwujudkan oleh
segelintir orang saja, tentu dalam kurun tidak lama, misalkan hitungan
10 tahun, maka bukan saja kita melihat dan merasakan perubahan menjadi
lebih baik, tetapi sangat memungkinkan kita menjadi saksi hidup terhadap
lompatan – lompatan radikal kemajuan dalam berbagai hal. Padahal
proklamator bangsa ini sudah mengatakan, beri saya 10 pemuda kreatif,
maka dunia ada ditangan kita, mantap!
Dalam 10 tahun terakhir, ternyata tidak banyak kita berdecak kagum
terhadap prestasi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Apalagi bicara
lingkup yang lebih luas. Semakin luas, tentunya semakin kompleks.
Karena rumusannya how to simplified all the complexities, maka mau tidak
mau hanya kreatifitas sajalah yang harus diusung. Artinya, selama ini
usaha kreatif belum terlalu optimal dijalankan. Jika ada yang claim
sudah kreatif, maka patut dipertanyakan kembali apa benar kreatifitas
yang diusung atau bukan.
Salah satu contoh dari kreatifitas yang sangat kita harapkan adalah
pemerintahan yang kreatif. 20 tahun sudah reformasi bergulir. Lompatan
apa saja sih yang bisa dibanggakan dari para reformis yang sukses
menggulingkan Orde Baru dan saat ini berada di putaran roda teratas
nasib baik, ada yang jadi pejabat, tokoh politik, pengusaha dsb.
Apa...apa? Ayo apa? Hahaha, susah kan jawabnya.
Jika ukurannya adalah intelektual, tingkat pendidikan dan orang pintar,
maka Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain. PNS di Pemda kabupaten
tertinggal saja sudah banyak yang S2 lulusan universitas ternama.
Apalagi pejabatnya, sederet gelar gagah melekat di depan dan dibelakang
nama. Tapi jika kita mengukur keberhasilan suatu daerah dalam kurun 10
tahun terakhir, baik hasil maupun penghasil nya, rasanya belum bisa
dikategorikan sebagai pemerintahan yang kreatif.
Di negara maju sekalipun, yang bicaranya sudah advance seperti public
services yaitu warga di perlakukan seperti pelanggan dalam bisnis, isu
lama seperti kemiskinan, kesejahteraan, keadilan, transparansi,
akuntabilitas, dll sejenisnya masih menjadi isu utama. Masih menjadi
ukuran bagi prestasi dan popularitas personal dalam pemerintahan maupun
pemerintahannya itu sendiri. Jadi untuk di Indonesia, bicara hal kreatif
adalah bagaimana untuk membuat solusi paling tokcer terkait dengan isu
utama tersebut.
Alih – alih membuat solusi, justru saking tidak kreatifnya, banyak
pejabat dan aparat menambah isu baru, terkait dengan dirinya, yaitu
menjadi abdi negara yang tugasnya meningkatkan kesejahteraan warga
negaranya tetapi rakyatnya tidak meningkat, malahan kekayaan sebelum
jadi pejabat dan setelah menjadi pejabat jumlahnya meningkat cepat dan
pesat, bukankah hebat?
Ah biar sajalah, pejabat hebat seperti itu. Tulisan ini hanya untuk
orang – orang yang punya kapasitas menjadi pemimpin dengan niat untuk
melakukan lompatan radikal bukan dengan cara revolusional seperti kudeta
tetapi cara revolusional melalui pendekatan kreatif. Apa saja yang
harus dilakukan?
1. Kreatif Bermimpi
Sebelum jadi pejabat, bermimpilah yang kreatif. Cirinya, kalau
berpeluang jadi lurah, bermimpilah jadi camat. Jika berpeluang menjadi
camat? Bermimpilah jadi gubernur! Namanya juga kreatif, kok pakai
dibatasi. Mimpi saja yang besar sehingga cita – citanya juga besar,
sehingga tekadnya juga besar, sehingga sebelum jadi pejabatpun,
pemikirannya sudah besar. Dimulai dari berpikir kreatif untuk mencari
penyelesaian masalah terkecil. Kemudian karena mimpinya besar, maka
dalam kesibukan apapun hingga bengong sebelum tidur, pikiran dan
imajinasi terus bergelanggang bebas, berlatih menyelesaikankan isu – isu
para pejabat hari ini. Bandingkan dengan cara yang dilakukan tokoh
tertentu dengan cara kreatif kita. Itu yang dimaksud kreatif bermimpi.
Sehingga bila tiba – tiba Tuhan kehendaki, anda tergelincir masuk ke
bursa calon pemimpin, tidak usah bingung lagi bikin program dan
kampanye. Gali saja gudang gagasan kreatif hasil dari mimpi – mimpi
besar anda selama ini.
Satu catatan dari saya sebelum bermimpi, jangan bermimpi menjadi pejabat untuk mencari kekayaan. Don’t ever dream to rich but how to enrich!
2. Kreatif Berbahasa
Ini salah satu kunci menjadi pemimpin sukses. Kreatif berbahasa. Apa
maksudnya sih? Dengar apa kata pemimpin paling kreatif sepanjang zaman,
Nabi Muhammad SAW: Berbicaralah dengan bahasa kaum nya. Tips ini lah
yang dijadikan inti dari ilmu manajemen marketing modern saat ini. Dalam
dunia bisnis, sukses produk dan merek adalah bagaimana memuaskan
pelanggan. Customer satisfaction adalah hasil akhir dari sukses memahami
pelanggan. Artinya memahami dengan cara mempelajari karakter, sifat
dasar, hasrat dan emosi pelanggan sebagai manusia.
Bicara dengan bahasa kaumnya juga berarti menghayati situasi dan
kondisi. Jika rakyat masih banyak yang hidup sederhana, berbahasalah
dengan menunjukkan kesederhanaan. Tunjukan bahwa kita bukanlah calon
pemimpin atau pemimpin yang kemaruk kekuasaan, ingin kaya dan punya
potensi korupsi. Kesederhanaan dekat dengan keadilan. Apalagi yang
diharapkan dari pemimpin jika bukan keadilannya? Hanya orang yang
sanggup sederhana yang akan terbiasa dengan pola pikir kreatif. Karena
kretif itu sederhana dan menyederhanakan masalah.
3. Kreatif Bekerja
Bahasa adalah cerminan prilaku. Jika pendekatan sosial komunikasi sudah
sederhana maka pola pikir juga tidak rumit dan mampu membaca urusan
serumit apapun menjadi sederhana. Pola pikir yang kreatif akan mampu
membuat persoalan rumit menjadi sederhana. Jika ini diterapkan dalam
berkarya, maka jika bagi orang lain sulit menemukan cara paling solutif,
pemimpin yang berpola pikir kreatif akan mampu bekerja dengan pantas,
brilian, taktis, best practise mulai dari konsepsi hingga eksekusi.
Barulah pantas disebut sebagai creatice executive heuheu.
Kreatif bekerja akan berdampak pada konsepsi, alokasi anggaran,
pemilihan tim kerja, suasana dan iklim kerja yang juga kreatif. Ditangan
pemimpin kreatif, anggaran 3 milyar bisa dibuat menjadi proyek
bermanfaat yang jika dilihat orang seperti proyek 30 milyar! Apalagi
proyek 3 Trilyun. Jadi tidak ada itu anggaran rapat saja sampai 1
trilyun. Uang segitu sudah bisa bikin proyek kemandirian ekonomi, proyek
kesejahteraan, proyek pemberdayaan pengangguran hingga proyek ESEMKA
menjadi proyek otomotif nasional yang bersaing.
4. Kreatif Berkaca
Kata puteri Indonesia 2013, kalau mau terus cantik mempesona harus
sering – sering berkaca. Kata A Agym juga begitu, jika ingin menjadi
manusia yang baik harus sering – sering berkaca. Kata tukang kaca juga
pasti begitu. Setelah berpikir, berkonsep, bekerja dengan kreatif
sekalipun, namanya juga manusia, bisa berubah sadar ataupun tidak. Pagi
bisa baik, sore jadi tidak baik. Apalagi jadi pemimpin selama 5 tahun
periode.
Untuk itu diperlukan senantiasa berkaca diri dengan cara yang juga
kreatif. Keberhasilan dianggap sebagai step 1 menuju nilai 10, baru kita
katakan berhasil. Apalagi kegagalan, kita anggap pelajaran paling
berharga dalam proses keberhasilan yang sempurna di masa yang akan
datang. Jadi jika ada kritik, cemoohan, dan apapun yang pedas – pedas,
kita jadikan masukan gratisan agar karya, kepemimpinan dan program yang
kita buat akan semakin baik dan mantap.
Berkaca juga penting untuk kita tahu, apakah visi ita masih terang atau
sudah buram. Kalau sudah buram, baik untuk dikilaukan kembali. Karena
yang mau kita buat bukan bayang – bayang kesuksesan tetapi sukses yang
diakui oleh siapapun dan kalau bisa menjadi prestasi yang mewakili semua
pihak.
5. Kreatif Bertanya
Seringkali, karena sudah terlalu sering berkaca, kita tidak melihat
adanya penurunan wawasan atau cara pandang. Ada baiknya kita sering –
sering bertanya sebagai bentuk dari kepemimpinan yang kreatif. Lebih
baik bertanya duluan daripada ditegur karena kadung salah kebijakan.
Dari pada kesandung lebih baik mengacung, seperti murid yang bertanya
kepada guru. Anggap saja publik adalah guru terbaik. Yang selalu ikhlas
memberi masukan dalam bentuk apapun karena sayang terhadap pemimpinnya
yang kreatif.
Daripada banyak rapat internal yang tidak obyektif, lebih baik anjang
sana sini, bikin forum informal, terjun ke pasar, masuk ke perkampungan,
sarapan pagi bersama, minum kopi sore dengan warga dan kegiatan anti
kuper lainnya yang disitu banyak sekali kita mendapat masukan dan juga
bisa mempertanyakan tentang program atau kebijakan yang kita sudah buat,
atau bertanya tentang tanggapan rakyat mengenai kebijakan atau program
yang akan kita buat.
Reformasi Birokrasi: Renungan Awal Tahun 2013
Reformasi. Sebuah kata yang begitu populer di Indonesia sejak
pemerintahan Orde Baru berakhir tahun 1998. Semua orang bersemangat
menggunakan kata ini. Bahkan, lingkungan pemerintahan pun menggunakan
jargon ini: reformasi birokrasi. Setelah memasuki tahun ke-14, sudah
sampai di mana proses reformasi kita? Apakah kita berhasil mereformasi
Indonesia? Atau, reformasi sedang memasuki era kegagalannya, setelah
banyaknya "penumpang gelap" reformasi?
Dalam lingkungan birokrasi, memang telah dibentuk struktur tim reformasi
birokrasi nasional, di mana komite pengarahnya dipimpin langsung oleh
wakil presiden. Bahkan, untuk mendampingi komite pengarah, telah
dibentuk tim independen dan tim quality assurance. Pelaku langsung
reformasi birokrasi adalah unit pelaksana reformasi birokrasi nasional,
yang diketuai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PAN dan RB).
Sayangnya, tim independen dan tim quality assurance yang kebanyakan
berasal dari kompenen akademisi dan civil society tampaknya sudah mulai
dalam posisi gamang ketika proses reformasi itu ternyata banyak dinodai
berbagai kepentingan. Lihatlah contoh tidak jelasnya posisi Kementerian
PAN dan RB. Di satu sisi ia akan ditempatkan sebagai koordinator pelaku
reformasi, ia juga ingin berperan sebagai assurer proses reformasi
birokrasi, bahkan mengambil peran tim independen.
Memang, pembentukan tim reformasi pada tingkat nasional ini telah
mengalami beberapa permasalahan. Pada awalnya, proses reformasi
birokrasi akan dipimpin langsung oleh wakil presiden. Sialnya, pada saat
yang sama Kementerian PAN telah diubah menjadi Kementerian PAN dan RB.
Mau tidak mau, akhirnya kementerian ini juga harus diperankan dalam
urusan reformasi. Akhirnya, terbentuklah struktur saat ini berdasarkan
kompromi para pihak, sesuai dengan budaya Indonesia yang kompromistis.
Berdasarkan kondisi itu, tidaklah terlalu mengagetkan jika kata
reformasi yang mestinya berkonotasi sebagai hal yang radikal, di
Indonesia dipersepsikan sebagai kata yang biasa saja, bahkan menjadi
sulit dibedakan dengan hanya dimaknai sebagai penataan-ulang saja.
Proses reformasi pun kini dimaknai sebagai pemenuhan checklist dalam
rangka memperoleh remunerasi. Sebuah checklist yang dibentuk tanpa
melibatkan publik sebagai pengguna langsung layanan publik. Akhirnya,
setelah checklist dipenuhi dan remunerasi diperoleh, publik
mempertanyakan hasil real reformasi birokrasi. Mereka masih belum
melihat manfaat signifikan dari proses reformasi birokrasi.
Memang, kita juga tidaklah pantas menafikan kemajuan yang telah
diperoleh dari reformasi pelayanan publik. Sayangnya, inisiatif
perubahan itu masih bersifat parsial-parsial. Masing-masing lembaga
begitu bersemangat mencari quick win hasil reformasi. Di tingkat
kepolisian, layanan penerbitan ijin mengemudi yang lebih cepat. Di
imigrasi, layanan pembuatan paspor. Di pemerintah daerah, layanan
penerbitan kartu penduduk.
Namun, karena bersifat parsial, sustainability quick win tersebut
menimbulkan pertanyaan. Lihatlah contoh ketika pejabat kepolisian yang
mengurusi kelantasan terlibat kasus korupsi, apakah quick win layanan
kelantasan akan berkembang, atau stuck sama sekali? Lihat kondisi di
mana sampai sekarang kita tidak memiliki sistem layanan SIM yang
terintegrasi dan sistemnya masih terpaku berdasarkan region-region tertentu.
Di awal 2013 ini, sudah selayaknya semua pihak merenungkan kembali
posisinya masing-masing. Semua pihak harus jujur mengakui apa yang belum
berhasil dilakukan dan apa yang sudah berhasil dilakukan. Dari sinilah,
awal dapat disusunnya rencana aksi reformasi birokrasi yang lebih
mengena langsung ke publik sebagai the real customer of pulic services.
Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), badan komisi yang terbentuk sejak
tahun 2003 silam, yang bertugas menanggulangi dan memberantas tindak
pidana korupsi di bumi pertiwi indonesia. Hingga saat ini mungkin
instansi ini sudah terbukti ampuh memberantas kasus –kasus koruptor
dinegri ini, namun akankah KPK akan terus menangani permasalahan dan
melakukan tindak pidana korupsi hingga hari kiamat nanti?? Harapan negri
ini bebas dari korupsi tidak hanya dibebankan pada salah satu instansi
saja, harapan ini juga harus diemban oleh generasi muda dan anak – anak
indonesia sebagai tuanas bangsa ini.
Andaikan kita melompat beberapa dekade kedepan, akankah indonesia ini sudah bersih dari korupsi?? Titik balik dari pertanyaan tersebut adalah, apakah generasi muda kita sudah tertanam nilai anti korupsi? Generasi muda dan anak – anak sekaranglah yang akan menjadi pemimpin negri ini dimasa depan nanti. Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk menanamkan nilai anti korupsi sejak dini,nilai – nilai tersebut antara lain jujur, disiplin, berani, bertanggung jawab dan adil kepada generasi penerus kita, yakni anak – anak dan cucu kita. Anak – anak juga manusia, mereka anak kecil dan mungkin sering disepelekan namun mereka juga berandil besar bagi kehidupan, mereka memerlukan teladan sebagai tunas bangsa ini. Indonesia akan bersih dari korupsi jika kita semua sudah memasyarakatkan nilai – nilai anti korupsi baik dalam diri pribadi, keluarga, sekolah maupin masyarakat dan negri ini.
Mari kita budayakan dan prakrtikan nilai – nilai korupsi dan ciptakan generasi yang bersih dari korupsi untuk negeri ini, dan buanglah koruptor pada tempatnya.
Andaikan kita melompat beberapa dekade kedepan, akankah indonesia ini sudah bersih dari korupsi?? Titik balik dari pertanyaan tersebut adalah, apakah generasi muda kita sudah tertanam nilai anti korupsi? Generasi muda dan anak – anak sekaranglah yang akan menjadi pemimpin negri ini dimasa depan nanti. Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk menanamkan nilai anti korupsi sejak dini,nilai – nilai tersebut antara lain jujur, disiplin, berani, bertanggung jawab dan adil kepada generasi penerus kita, yakni anak – anak dan cucu kita. Anak – anak juga manusia, mereka anak kecil dan mungkin sering disepelekan namun mereka juga berandil besar bagi kehidupan, mereka memerlukan teladan sebagai tunas bangsa ini. Indonesia akan bersih dari korupsi jika kita semua sudah memasyarakatkan nilai – nilai anti korupsi baik dalam diri pribadi, keluarga, sekolah maupin masyarakat dan negri ini.
Mari kita budayakan dan prakrtikan nilai – nilai korupsi dan ciptakan generasi yang bersih dari korupsi untuk negeri ini, dan buanglah koruptor pada tempatnya.
Langganan:
Postingan (Atom)